Tumpukan buku, bekas bacaan yang beberapa tidak pernah selesai tahun kemarin. Tahun 2018 dipenuhi dengan banyak kejadian yang lumayan aneh, cukup tidak normal yang terkadang membuat keinginan untuk menyerah kepada keadaan di dalam kepala menjadi lebih masuk akal. Sepertinya baru kemarin 2019 datang dan menyerukan ide gila sambil berdansa diatas meja, aku sendiri sebenarnya takut ia akan menumpahkan kopi, yang lalu akan membuat cangkir dan tatakanya pecah, dengan kekhawatiran yang demikian rapuh, aku harus sigap untuk segera menggunakan metode yang sesuai untuk memproses kemungkinan dari 2019. Perjalanan menuju kampus baru, sebuah ide tidak akan sirna bukan? rokok ditangan akan habis pada filter ketika saatnya tiba, namun tidak dengan bahaya laten dari pengharapan yang terlalu ambisius dan dibarengi dengan kesadaran bahwa persiapan tidak pernah mempunyai kecukupan untuk bisa masuk kedalam keadaan 'aman'. Diriku di terror, dari dalam kepala, dari dalam hasil yang belum tentu d...
"It was dark inside." Pagi tidak begitu pagi, bukan seperti ini. Merelakan dirimu setelah melalui kekalahan semalam. Piring dengan sarapan, kopi dengan gula 3 sendok teh, dan secukupnya dosis dari matahari jam 10 siang. Pagi dengan khas, ditambah suasana lembab menembus dari jendela, cahaya jatuh setelah di saring oleh 3 bar dari kusi pemberian, dirimu juga. Tadi malam, tidak harusnya aku menyerukan berkali-kali nama mu, kepada depan gang rumah, ke lorong sepi jam 3 pagi. Setelah itu, aku tersadar dengan muka yang tidak pernah aku rencanakan, merebah pelan-pelan, aku sadar, bahwa aku bahkan belum buka sepatu, dan semuanya terasa sangat melelahkan. Ku dengar nafas ku sendiri, yang berusaha meredam jenis nafas lainya, yang seharusnya muncul, dengan posisi tersandar, di tembok yang seharusnya kau syukuri, yang seharusnya kau tinggali, sekarang aku akan sangat berusaha, setelah nanti aku melangkahkan kaki pergi. Untuk melupakan, menghapus, me- reboot, segala macam empati yang...