Tumpukan buku, bekas bacaan yang beberapa tidak pernah selesai tahun kemarin. Tahun 2018 dipenuhi dengan banyak kejadian yang lumayan aneh, cukup tidak normal yang terkadang membuat keinginan untuk menyerah kepada keadaan di dalam kepala menjadi lebih masuk akal. Sepertinya baru kemarin 2019 datang dan menyerukan ide gila sambil berdansa diatas meja, aku sendiri sebenarnya takut ia akan menumpahkan kopi, yang lalu akan membuat cangkir dan tatakanya pecah, dengan kekhawatiran yang demikian rapuh, aku harus sigap untuk segera menggunakan metode yang sesuai untuk memproses kemungkinan dari 2019.
Perjalanan menuju kampus baru, sebuah ide tidak akan sirna bukan? rokok ditangan akan habis pada filter ketika saatnya tiba, namun tidak dengan bahaya laten dari pengharapan yang terlalu ambisius dan dibarengi dengan kesadaran bahwa persiapan tidak pernah mempunyai kecukupan untuk bisa masuk kedalam keadaan 'aman'. Diriku di terror, dari dalam kepala, dari dalam hasil yang belum tentu dari sebuah proses penimbangan cost-benefit, akan apa yang aku dapat dari masing-masing jurusan berbeda terkait pilihan studi, karena di lain sisi jalan dan hitung-hitungan kasarnya sudah tampak pada permukaan ketika melamun, sejenis pemikiran selewat yang tidak diniatkan tetapi mempunyai andil besar dalam pengambilan keputusan kedepan, juga tidak melupakan saran-saran dari luar, dari mereka yang ku kira bisa menjadi satu acuan.
Tidur sangat penting, dan proses sehari-hari untuk menuju tidur menjadi hal yang lebih penting dan menentukan, terutama dalam pengukuran kewarasan. 2019 menyajikan bentuk baru untuk pengalaman sebelum tidur, ketika berniat untuk tidur dan menunggu hal yang terjadi sebelum tidur untuk merangkak di kesadaran, lalu pelan dengan sensasi yang khas, diri sudah tidak lagi khawatir, sudah menyerah kepada kebutuhan untuk berpergian kedalam, bukan keluar. Perasaan sebelum tidur akhir-akhir ini, berkurang intens dibanding periode sebelumnya, seperti beban pikiran yang berhasil diproses dengan rasionalisasi, yang juga harus diakui bahwa banyak faktor pemaksaan kepada logika, yang berujung dengan kesimpulan naif, dan tidak jujur.
Aku ingin kejujuran yang baik, tanpa meninggalkan area abu-abu, sebuah keseimbangan dalam penilaian subjektif akan subjektifitas, terhadap fenomena kehidupan pribadi.
Perjalanan menuju kampus baru, sebuah ide tidak akan sirna bukan? rokok ditangan akan habis pada filter ketika saatnya tiba, namun tidak dengan bahaya laten dari pengharapan yang terlalu ambisius dan dibarengi dengan kesadaran bahwa persiapan tidak pernah mempunyai kecukupan untuk bisa masuk kedalam keadaan 'aman'. Diriku di terror, dari dalam kepala, dari dalam hasil yang belum tentu dari sebuah proses penimbangan cost-benefit, akan apa yang aku dapat dari masing-masing jurusan berbeda terkait pilihan studi, karena di lain sisi jalan dan hitung-hitungan kasarnya sudah tampak pada permukaan ketika melamun, sejenis pemikiran selewat yang tidak diniatkan tetapi mempunyai andil besar dalam pengambilan keputusan kedepan, juga tidak melupakan saran-saran dari luar, dari mereka yang ku kira bisa menjadi satu acuan.
Tidur sangat penting, dan proses sehari-hari untuk menuju tidur menjadi hal yang lebih penting dan menentukan, terutama dalam pengukuran kewarasan. 2019 menyajikan bentuk baru untuk pengalaman sebelum tidur, ketika berniat untuk tidur dan menunggu hal yang terjadi sebelum tidur untuk merangkak di kesadaran, lalu pelan dengan sensasi yang khas, diri sudah tidak lagi khawatir, sudah menyerah kepada kebutuhan untuk berpergian kedalam, bukan keluar. Perasaan sebelum tidur akhir-akhir ini, berkurang intens dibanding periode sebelumnya, seperti beban pikiran yang berhasil diproses dengan rasionalisasi, yang juga harus diakui bahwa banyak faktor pemaksaan kepada logika, yang berujung dengan kesimpulan naif, dan tidak jujur.
Aku ingin kejujuran yang baik, tanpa meninggalkan area abu-abu, sebuah keseimbangan dalam penilaian subjektif akan subjektifitas, terhadap fenomena kehidupan pribadi.
Comments
Post a Comment